Minggu, 28 Februari 2010

Kesadaran lingkungan dan tingkat pendidikan/ekonomi masyarakat?

Kesadaran lingkungan dan tingkat pendidikan/ekonomi masyarakat?

January 6, 2009

Dulu seringkali saya bertanya pada diri sendiri apakah tingkat pendidikan atau ekonomi seseorang berhubungan dengan kesadaran lingkungan yang mereka punyai? Karena saya seringkali melihat dimedia yang mengangkat kawasan-kawasan kumuh yang mempunyai kondisi lingkungan yang kotor atau tidak higienis.

Tetapi ternyata setelah beberapa lama naik kendaraan sendiri (baca si bebek) di Semarang, saya melihat bahwa tidak adanya kesadaran lingkungan tidak berhubungan dengan (paling tidak) tingkatan ekonomi yang mereka sandang. Seringkali saya melihat orang-orang yang berkendaraan sendiri membuang sampah di jalan raya bahkan saya pernah misuh-misuh ketika 1 pack steorofom bekas bungkus makanan menghantam motor saya yang dibuang dari sebuah mobil yang cukup mewah.
Kita memang belum mempunyai pendidikan lingkungan secara menyeluruh di setiap level pendidikan formal kita. Saya pikir untuk pendidikan lingkungan masih mengandalkan pendidikan di keluarga. Saya tidak tahu apakah ini betul. Memang ada beberapa kegiatan yang melatih kepekaan siswa terhadap kebersihan seperti piket tiap hari atau seminggu sekali ada kegiatan bersih bersih, tetapi masih tidak cukup karena pemahaman terhadap kebersihan lingkungan tidak diberikan.

Warung nasi kucing merupakan contoh kasus yang agak unik menurut saya karena yang menyantap nasi kucing bisa dari tukang becak sampai orang-orang yang baru selesai berdugem ria. Dan biasanya di setiap warung nasi kucing mereka sudah menyediakan tempat sampah untung setiap bungkus nasi kucing yang terbuang. Tetapi apa mau dikata kalau sebagian besar pembeli masih suka membuang sampahnya sembarangan karena beranggapan akan ada yang membersihkan.

Jadi ternyata tingkat ekonomi/pendidikan seseorang tidak berpengaruh terhadap kesadaran lingkungan mereka. Bagaimana pendapatmu?